SumberInspirasi _ Baru-baru ini sering kita mendengar banyak kabar tentang pembubaran Desus 88 Anti Teror Polri oleh oknum-oknum tertentu. PAdahal tugas mereka yang berbahaya dan peranan penting mereka dalam menumpas para teroris. Banyak prestasi yang sudah mereka torehkan dalam tugas mereka. Banyaknya aktor-aktor besar teroris yang berhasil mereka tumpas.
Sedikit informasi mengenai Densus 88, mereka merupakan satuan khusus dari Polri yang ditugaskan untuk menumpas para teroris. Dibentuk oleh presiden SBY. Densus 88 adalah tim khusus dari Brimob Polri dan satuan Gegana.
Baca juga : Biografi Legenda Rock Bonjovi
Yang paling membanggakan 240px-Den88_showaction1adalah saat Densus 88 mampu melumpuhkan gembong teroris yang paling dicari di Indonesia hampir 9 tahun terakhir Noordin M Top di Kepuhsari, Maojosongo Jebres, Surakarta beberapa waktu yang lalu. Kemudian diikuti dengan keberhasilan Densus 88 melumpuhkan “pengganti” Noordin M Top dalam jaringan teroris di Indonesia Syaifuddin Jaelani dan Mhammad Syahrir ( walau masih dugaan), kemarin 9 Oktober 2009 di Ciputat, Tangerang Selatan. tentunya prestasi ini bukan akhir dari usaha perburuan tersangka teroris yang masih banyak.
Satuan ini diresmikan oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Firman Gani pada tanggal 26 Agustus 2004. Detasemen 88 yang awalnya beranggotakan 75 orang ini dipimpin oleh Ajun Komisaris Besar Polisi Tito Karnavian yang pernah mendapat pelatihan di beberapa negara.
Arti angka 88 pada tulisan Detasemen Khusus 88 ini menyerupai dua buah borgol. Angka 88 merupakan representasi dari korban peristiwa bom Bali pada tahun 2002 dari warga asing yang mengalami korban terbanyak yaitu Australia. Makna “88″ berikutnya adalah, angka “88″ tidak terputus dan terus menyambung. Ini artinya bahwa pekerjaan Detasemen 88 Antiteror ini terus berlangsung dan tidak kenal berhenti. Angka “88″ juga menyerupai borgol yang maknanya polisi serius menangani kasus ini.
Meski sudah terjadi ratusan pengeboman di Indonesia sejak tahun 1999, pemerintah Republik Indonesia belum menyadari akan adanya aktivitas terorisme di Indonesia. Kasus pengeboman di Bali tanggal 12 Oktober 2002 telah membuka mata pemerintah Republik Indonesia dan dunia pada umumnya bahwa di Indonesia benar telah terjadi aktivitas terorisme yang sangat serius.
Perundang-undangan pemberantasan terorismepun segera dibentuk, bahkan diberlakukan surut untuk penanggulangan terorisme tersebut. Untuk dapat menanggulangi terorisme di Indonesia,segera dibuat naskah kerjasama internasional di bidang kepolisian, teknik dan intelijen dengan negara negara di dunia.
Baca juga : Apa Salah Pengemudi Gojek Ini,,,??/
Untuk dapat segera mengungkap kasus bom Bali tersebut, Kepala Kepolisian Republik Indonesia membentuk satuan tugas yang anggota-angotanya dipilih dari polisi-polisi terbaik dari seluruh Indonesia. Tugas pokok satuan tugas yang baru dibentuk adalah untuk dapat segera mengungkap kasus pengeboman,menangkap pelaku dan membongkar jaringan teroris yang ada di belakangnya. Cara kerja satuan tugas tersebut agar lebih efektif, maka diberi keleluasaan untuk memotong segala bentuk hambatan birokratis di lingkungan Polri.
Pasukan khusus ini dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat melalui bagian Jasa Keamanan Diplomatik (Diplomatic Security Service) Departemen Negara AS dan dilatih langsung oleh instruktur dari CIA, FBI, dan U.S. Secret Service. Kebanyakan staf pengajarnya adalah bekas anggota pasukan khusus AS. Pusat pelatihannya terletak di Megamendung, 50 kilometer selatan kota Jakarta.
Persenjataan :
Satuan pasukan khusus baru Polri ini dilengkapi dengan persenjataan dan kendaraan tempur buatan Amerika, seperti :
Senapan serbu Colt M4
Senapan penembak jitu Armalite AR-10
shotgun Remington 870
Bahkan dikabarkan satuan ini akan memiliki pesawat C-130 Hercules sendiri untuk meningkatkan mobilitasnya. Semua persenjataan yang diberikan, termasuk materi latihan, diberitakan sama persis dengan apa yang dimiliki oleh satuan khusus antiteroris AS.pesawat
Selain persenjataan, setiap personil Densus 88 AT Polri dilengkapi dengan peralatan personal maupun tim ; alat komunikasi personal, GPS, kamera pengintai malam, alat penyadap dan perekam mikro, pesawat interceptor, mesin pengacak sinyal, dan lain-lain. Untuk mendukung keberhasilan operasional, Densus 88 AT Polri juga bekerja sama dengan operator telepon seluler, dan internet untuk mendeteksi setiap pergerakan kelompok terorisme dalam berkomunikasi
Baca juga : Jokowi Dukung Penuh Ahok, Rencana DPR Gagal Total
Sementara untuk unit penjinak bom juga diperlengkapi dengan peralatan pendukung, semisal pendeteksi logam terbaru, sarung tangan dan masker khusus, rompi dan sepatu anti ranjau darat, serta kendaraan taktis peredam bom
Biaya:
densus-88Seperti diketahui bersama bahwa dukungan anggaran untuk membentuk kesatuan anti terror dengan naman Densus 88 AT Polri ini berasal dari Amerika Serikat, tepatnya melalui Jasa Keamanan Diplomatik (US Diplomatic Security, State Department). Di awal pembentukan Densus 88 AT Polri tak kurang dari Rp. 150 Milyar pada medio tahun 2003 , sedangkan tahun berikutnya operasional Densus 88 AT Polri pada tahun 2004 hanya Rp. 1.5 Milyar, hal ini bisa jadi disebabkan karena tertutupi oleh alokasi anggaran pembentukan di pertengahan tahun 2003. Dan hal tersebut terbukti, pada tahun 2005 anggaran yang digunakan membesar menjadi Rp. 15 Milyar, dan pada anggaran tahun 2006 meningkat fantastis menjadi Rp. 43 Milyar. Dengan mengacu pada uraian tersebut diatas, maka tak heran apabila Densus 88 AT Polri diharapkan oleh internal Polri dan pemerintah Indonesia untuk menjadi kesatuan anti terror yang handal dan professional.
Saat ini personil Densus 88 AT Polri di tingkat pusat tak lebih dari 400 orang dengan kualifikasi anti terror terbaik. Sedangkan di tingkat Polda, personil Densus 88 AT Polri berkisar antara 50 hingga 75 personil. Sebelum direkrut dan menjadi bagian dari Densus 88 AT Polri, para anggota Polri tersebut terlebih dahulu dilatih di Pusat Pendidikan (Pusdik) Reserse Polri di kawasan Mega Mendung, Puncak, Jawa Barat serta Pusat Pendidikan Anti Teror Nasional (Platina), Kompleks Akademi Kepolisian, Semarang. Para pengajarnya, selain internal Polri, juga berasal dari instruktur CIA, FBI, National Service-nya Australia, dan jaringan organisasi intelijen Barat lainnya. Selain diajari berbagai teori dan metodologinya, kedua pusat pendidikan tersebut juga difasilitasi oleh simulator dan pendukung lainnya.
Operasi yang sudah dilakukan :
- 9 November 2005 – Detasemen 88 Mabes Polri menyerbu kediaman buronan teroris Dr. Azahari di Kota Batu, Jawa Timur yang menyebabkan tewasnya buronan nomor satu di Indonesia dan Malaysia tersebut.
- 2 Januari 2007 – Detasemen 88 terlibat dalam operasi penangkapan 19 dari 29 orang warga Poso yang masuk dalam daftar pencarian orang di Kecamatan Poso Kota. Tembak-menembak antar polisi dan warga pada peristiwa tersebut menewaskan seorang polisi dan sembilan warga sipil.[1]
- 9 Juni 2007 – Yusron al Mahfud, tersangka jaringan teroris kelompok Abu Dujana, ditangkap di desa Kebarongan, Kemrajan, Banyumas, Jateng
- 8 Agustus 2009 – Menggerebek sebuah rumah di Jati Asih, Bekasi dan menewaskan 2 tersangka teroris
- 8 Agustus 2009 – Mengepung dan akhirnya menewaskan tersangka teroris di Temanggung.[2]
- 17 September 2009 – Pengepungan teroris di Solo dan menewaskan 4 tersangka teroris salah satu diantaranya adalah Noordin Mohammed Top
Sangat disayangkan jika Densus 88 dibubarkan, karena prestasi mereka untuk pengamanan negara cukup bagus. Akan tetapi Kepala-kepala polri lebih tau apa yang akan mereka lakukan. Itulah sekilas pengetahuan tentang Densus 88 semoga menambah wawasan teman SumberInspirasi sekalian.
Jangan lupa Commet dan Like nya ya bro,,salam dari Sumberinspirasi
EmoticonEmoticon